MBS HAMKA : Dalam sejarah Islam terdapat episode penting
yang dikenal dengan Futuh Makkah (Pembebasan Kota Makkah). Dalam episode
ini, terdapat cuplikan kisah-kisah menarik yang menunjukkan keagungan
akhlak Rasulullah SAW. Salah satunya, kisah yang dialami oleh Abu
Sufyan.
Abu Sufyan adalah salah seorang pembesar Quraisy yang
sangat membenci dan memusuhi Rasulallah SAW. Oleh karena itu, ketika
Nabi SAW akan memasuki Kota Makkah dengan pasukan yang besar, hatinya
ciut karena merasa takut. Ia khawatir Rasul SAW dan para sahabatnya akan
melakukan balas dendam.
Dengan perasan takut, Abu Sufyan
keluar dari Kota Makkah untuk menemui Rasul SAW. Ia ingin mengetahui
rencana Rasulullah dengan pasukan besarnya itu. Sebelum sampai ke kemah
Rasul, ia bertemu dengan sahabat Sa'ad bin Ubadah. Kemudian, ia bertanya
tentang apa yang akan dilakukan Rasulullah dengan pasukannya yang
besar. Sa'ad menjawab dengan serius, "Al yauma yauma malhamah (Hari ini
adalah hari pembantaian."
Mendengar jawaban itu, Abu Sufyan
semakin takut. Namun di tengah–tengah ketakutannya, masih tersisa
sedikit keyakinan bahwa "tidak mungkin Muhammad melakukan hal tersebut".
Dengan berbekal sisa keyakinan tersebut dan diantar oleh sahabat Abbas,
ia melanjutkan perjalanannya menemui Rasul SAW. Setelah bertemu, ia
menceritakan apa yang dikatakan Sa'ad bin Ubadah. Mendengar hal
tersebut, Rasulullah memperlihatkan akhlak agungnya dengan menjawab,
"Kadzaba Sa'ad! Al yauma yauma marhamah (Sa'ad bohong! Hari ini adalah
hari kasih sayang)."
Keagungan akhlak Rasul SAW tidak sampai di
situ. Atas saran sahabat Abbas, ia membuat maklumat yang isinya,
"Barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, ia akan aman. Barang siapa
yang masuk ke rumahnya kemudian menguncinya, ia akan aman. Barang siapa
yang memasuki Baitullah, ia akan aman."
Maklumat itu tidak
hanya dibaca oleh Abu Sufyan, tetapi juga dibaca oleh seluruh penduduk
Makkah. Berkat akhlak Rasul SAW yang agung itu, penduduk Kota Makkah
berbondong-bondong masuk Islam. Kisah ini direkam oleh Alquran, "Apabila
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia
masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima tobat." (QS al-Nashr [110]: 1-3).
Ketika dalam
keadaan lemah, Rasulullah SAW senantiasa ditindas dan disakiti oleh
penduduk Makkah yang dikomandani oleh Abu Sufyan. Namun, ketika Beliau
SAW dalam posisi kuat, semua penduduk Makkah dimaafkan. Bahkan
komandannya, Abu Sufyan, dijadikan orang kepercayaan sehingga rumahnya
dijadikan tempat suaka. Artinya, Nabi SAW tidak hanya memaafkan
kesalahan Abu Sufyan, tetapi juga membalas perbuatan buruknya dengan
kebaikan.
Akhlak agung yang diperlihatkan oleh Rasullah SAW
itu disebut tawadhu (rendah hati). Akhlak inilah yang telah melunakkan
kerasnya hati penduduk Makkah, sehingga mereka mau menerima Islam
secara sukarela, tanpa paksaan dan tanpa setetes pun darah tertumpah.
Pada sifat rendah hati terdapat energi pelunak hati yang dapat
menjadikan orang bermusuhan dengan tiba-tiba dapat menjadi bersaudara.
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan
antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia." (QS al-Fushilat [41]: 34). Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar