Pondok Pesantren MBS Prof Hamka Kota madiun memberikan wadah pengembangan santri dalam mengembangkan potensinya dalam kecakapan dalam memyampaikan buah pikiran. merespon hal tersebut dengan
mengadakan sebuah kegiatan dimana setiap santri bisa belajar, berlatih,
dan membiasakan diri untuk tampil atau berbicara didepan umum. Kegiatan
yang dilakukan selama dua kali dalam seminggu yaitu waktu pembelajaran aktif disekolah secara perkelas dan bakda isya di hari kamis secara bersama dengan istilah
muhadhoroh. Kegiatan muhadhoroh diisi dengan latihan MC/ pembawa acara dan Khutbah/ Pidato, disamping kegiatan rutin diatas juga dilatih dan
dibiasakan untuk menguasi teknik-teknik dalam bidang moderator, trainer,
khotib jum’at, beragam jenis sambutan dll.
Program pelatihan
moderator, trainer, khotib jum’at, dan beragam jenis sambutan
dikembangkan dengan pertimbangan paradigma dimasyarakat yang menuntut
Santri bisa lebih cepat tanggap dan berbaur manakala berinteraksi dengan
individu lain yang ada dalam kelompok sosialnya. Selain itu seorang
santri biasanya akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sekitarnya
untuk menjadi ketua/ pemimpin dalam beragai macam kegiatan. Seperti
panitia kegiatan forum pengajian pemuda dan
kegiatan-kegiatan lainnya. Jika hal ini dipersiapkan sejak awal tentu
harapannya akan membuat Santri bisa lebih siap dan tidak gentar ketika
tugas itu benar-benar diamanahkan kepada pundak mereka kelak.
Kegiatan muhadhoroh dilakukan dalam tiga bahasa; Bahasa Arab, Bahasa
Inggris, dan Bahasa Indonesia.di waktu yang sama secara bergantian dan diselingi tasliyah ( hiburan/ Nasyid dll)
Pidato nantinya akan ditampilkan setelah MC
membuka kegiatan, pembacaan ayat suci al Qur’an dan sambuatan dari ustadz pembimbing. Setelah pelaksanaan pidato selesai akan ada al
istinbath (penarikan kesimpulan) dari audiens yang ditunjuk oleh MC.
Audiens yang ditunjuk nantinya akan menyampikan isi dari pidato yang
baru disampaikan, tentunya dengan menggunakan bahasa yang juga
disesuaikan dengan jadwal pada malam itu. Dengan cara ini setiap audiens
akan semakin tertuntut untuk bersungguh-sungguh memperhatikan setiap
Santri lain yang tampil didepan.Bagian akhir muhadhoroh akan diisi dengan irsyaddat (evaluasi) oleh ustadz pembimbing.
dan I’laanat (pengumuman) dari ketua kelompok untuk
menentukan santri yang akan tampil pada muhadhoroh selanjutnya.
Setiap pelaksanaan muhadhoroh, seorang Santri dituntut untuk bisa
menguasai podium dan tidak mempermalukan dirinya sendiri didepan para
audiens yang hadir menyaksikan. Maka secara otomatis Santri yang
mendapatkan tugas menjadi pengisi acara akan dengan sungguh-sungguh
menyiapkan materi dan mentalnya. Walaupun dengan bermacam kegiatan lain
yang juga dituntut untuk diselesaikan. Adapun Santri yang bertugas
menjadi audiens bisa belajar memberikan pendapat dan tanggapan seputar
materi yang disampaikan oleh rekan Santrinya.
Pada akhirnya kita
bisa menyatakan bahwa kegiatan muhadhoroh tidak hanya bermanfaat dalam
kegiatan kepondokan saja. Muhadhoroh juga bisa membantu mewujudkan
membentuk karakter santri yang berani, tegas, menghargai pendapat orang
lain, tanggap terhadap perubahan dan bekerja dibawah tekanan. Manusia
adalah makhluk pembelajar dan pihak Pondok sangat berharap Santri yang
memiliki keterampilan atau mengikuti kegiatan muhadharah dengan baik,
akan menjadi modal awal baginya untuk terjun ke masyarakat. Apabila keberanian dan kemampuan
yang dijalankan lewat kegiatan muhadhoroh ini dikembangkan dengan baik,
maka akan semakin mendorong seorang santri untuk bisa mewujudkan
cita-cita agungnya, yaitu menjadi Santri yang bangga akan kesantriannya
dan menjadi Santri yang kesantriannya pantas untuk dibanggakan.